Sabtu, 05 November 2011

Epidemiologi Penyakit Menular

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap berbagai penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit menular demi mengatasi kejadian penderitaan dan kematian akibat penyakit.
Pengertian Epidemiologi menurut asal kata, jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu Epi yang berarti pada atau tentang, Demos yang berarti penduduk dan kata terakhir adalah Logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan distribusi (penyebaran) serta determinant masalah kesehatan pada sekelompok orang atau masyarakat serta determinasinya (faktor-faktor yang mempengaruhinya).

B. Tiga Kelompok utama penyakit menular
1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian sangat tinggi
2. penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat, walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama
3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah yang menimbulkan kerugian materi.

C. Tiga Sifat Utama Aspek Penularan Penyakit Dari Orang Ke Orang
1. Waktu Generasi (Generation Time)
Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa kemampuan maksimal pejamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Hal ini sangat penting dalam mempelajari proses penularan. Perbedaan masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung, sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya unsur penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada pejamu lain walau tanpa gejala klinik / terselubung.
2. Kekebalan Kelompok (Herd Immunity)
Kekebalan kelompok adalah kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan/penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu didasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut.
Herd immunity merupakan factor utama dalam poses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok penyakit tertentu.
Wabah terjadi karena 2 keadaan
a. Keadaan kekebalan populasi yakni suatu wabah besar dapat terjadi jika agent penyakit infeksi masuk ke dalam suatu populasi yang tidak pernah terpapar oleh agen tersebut / kemasukan suatu agen penyakit menular yang sudah lama absent dalam populasi tersebut.
b. Bila populasi tertutup seperti asrama, barak dimana keadaan sangat tertutup dan mudah terjadi kontak langsung masuknya sejumlah orang-orang yang peka terhadap penyakit tertentu dalam populasi tersebut.
3. Angka Serangan (Attack Rate)
Adalah sejumlah kasus yang berkembang atau muncul dalam satu satuan waktu tertentu dikalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki resiko / kerentanan terhadap penyakit tersebut.
Angka serangan ini bertunjuan untuk menganalisis tingkat penularan dan tingkat keterancaman dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, system hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan sehari-hari pada kelompok populasi tertentu merupakan unit Epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung.
D. Manisfestasi Klinik Secara Umum
1. Spektrum penyakit menular
Pada proses penyakit menular secara umum dijumpai berbagai manifestasi klinik, mulai dari gejala klinik yang tidak tampak sampai keadaan yang berat disertai komplikasi dan berakhir cacat / meninggal dunia.
Akhir dari proses penyakit adalah sembuh, cacat atau meninggal
2. Infeksi terselubung (tanpa gejala klinis)
Adalah keadaan suatu penyakit yang tidak menampakan secara jelas dan nyata dalam bentuk gejala klinis yang jelas sehingga tidak dapat di diagnosa tanpa cara tertentu seperti tes tuberkolin, kultur tenggorokan, pemeriksaan antibody dalam tubuh dan lain-lain.

E. Gambar Penyebaran Karakteristik Manistestasi Klinik 
Dari 3 jenis penyakit menular 
1. Lebih banyak dengan tanpa gejala klinik (terselubung) contoh: tubekulosis, poliomyelitis, hepatitis A 
2. Lebih banyak dengan gejala klinik jelas contoh: measles, chiceplax 
3. Penyakit yang umumnya berakhir dengan kematian contoh: rabies 

F. Komponen Proses Penyakit Menular 
1. Faktor penyebab Penyakit Menular
Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat sektor yang memegang peranan pentingya adalah: 
a. Faktor penyebab / agent yaitu organisme penyebab penyakit menular
b. Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources 
c. Cara penularan khusus melalui mode of transmission 
 Unsur penyebab dikelompokan dalam:

1. Kelompok arthropoda (serangga) seperti scabies, pediculosis dll 
2. Kelompok cacing / helminth baik cacing darah maupun cacing perut 
3. Kelompok protozoa seperti plasmodium, amuba, dll 
4. Fungus / jamur baik ini maupun multiseluler 
5. Bakteri termasuk spirochaeta maupun ricketsia 
6. Virus dengan kelompok penyebab yang paling sederhana 
 Sumber penularan:

1. Penderita 
2. Pembawa kuman 
3. Binatang sakit 
4. tumbuhan / benda 
 Cara penularan:

1. Kontak langsung 
2. Melalui udara 
3. Melalui makanan / minuman 
4. Melalui vector 
 Keadaan penderita
:
1. Keadaan umum 
2. Kekebalan 
3. Status gizi 
4. Keturunan 
 Cara keluar dari sumber dan cara masuk ke penderita melalui
:
1. Mukosa / kulit 
2. Saluran Pencernaan 
3. Saluran Pernapasan 
4. Saluran Urogenitalia 
5. Gigitan suntikan, luka 
6. Plasenta 

 Interaksi penyakit dengan penderita
:
1. Infektivitas
Adalah kemampuan unsur penyebab / agent untuk masuk dan berkembang biak serta menghasilkan infeksi dalam tubuh pejamu 
2. Patogenesis 
Adalah kemampuan untuk menghasilkan penyakit dengan segala klinis yang jelas 
3. Virulensa 
Adalah nilai proporsi penderita dengan gejala klinis yang jelas terhadap seluruh penderita dengan gejala klinis jelas 
4. Imunogenisitas
Adalah suatu kemampuan menghasilkan kekabalan / imunitas 
 Mekanisme potogenesis:

1. Inuasi jaringan secara langsung 
2. Produk toksin
3. Rangsangan imunologis / reaksi alergi yang menyebabkan kerusakan pada tubuh pejamu 
4. Infeksi yang menetap (infeksi paten) 
5. Merangsang kerentanan penjamu terhadap obat dalm menetralinsa toksisitas
6. Ketidakmampuan membentuk daya tangan 
 Sumber penularan:

1. Manusia sebagai reservoir 
2. Reservoir binatang / benda lain 
Penyakit utama dan reservoir utamanya untuk:
- Pes tikus 
- Rabies 
- Leptospirosis tikus 
- Virus encephlitides kuda 
- Trichnosis babi dll 
 Melihat perjalanan penyakit pada penjamu, bentuk pembawa kuman (carrier) dapat dibagi dalam beberapa jenis:

1. Healthy carrier (inapparent) 
2. Incubatory carrier(masa tunas) 
3. Convalescent carrier (baru sumber klinis) 
4. Chronis carrier (menahun) 
 Manusia dalam kedudukannya sebagai reservoir penyalur menular di bagi dalam 3 kategori utama yaitu:

1. Reservoir yang umumnya selalu muncul sebagai penderita 
2. Reservoir yang dapat sebagai penderita maupun sebagai carrier 
3. Reservoir yang umumnya selalu bersifat penderita akan tetapi dapat menularkan langsung penyakitnya ke penderita potensial lainnya, tetapi harus melalui perantara hidup.

Epidemiologi Penyakit-penyakit Menular


1. Konsep Dasar Terjadinya Penyakit
Suatu penyakit timbul akibat dari beroperasinya berbagai faktor baik dari agen, induk semang atau lingkungan. Bentuk ini tergambar didalam istilah yang dikenal luas dewasa ini. Yaitu penyebab majemuk (multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation).
Didalam usaha para ahli untuk mengumpulkan pengetahuan mengenai timbulnya penyakit, mereka telah membuat model-model timbulnya penyakit dan atas dasar model-model tersebut dilakukan eksperimen terkendali untuk menguji sampai dimana kebenaran dari model-model tersebut.

Tiga model yang dikenal dewasa ini ialah 1) segitiga epidemiologi (the epidemiologic triangle) 2) jaring-jaring sebab akibat (the web of causation) dan 3) roda (the wheel).

1.1 Segitiga Epidemiologi

1.2 Jaring-Jaring Sebab Akibat

Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan antara mereka, yang berakibat bertamba atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. (lihat gambar)

Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab dan akibat. Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong mata rantai pada berbagai titik.

1.3 Roda

Seperti halnya dengan model jaring-jaring sebab akibat, model roda memerlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak begitu menekankan pentingnya agen. Disini dipentingkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Besarnya peranan dari masing-masing lingkungan bergantung pada penyakit yang bersangkutan.

Sebagai contoh peranan lingkungan sosial lebih besar dari yang lainnya pada stress mental, peranan lingkungan fisik lebih besar dari lainnya pada sunburn, peranan lingkungan biologis lebih besar dari lainnya pada penyakit yang penularannya melalui vektor (vektor borne disease) dan peranan inti genetik lebih besar dari lainnya pada penyakit keturunan.

Dengan model-model tersebut diatas hendaknya ditunjukkan bahwa pengetahuan yang lengkap mengenai mekanisme-mekanisme terjadinya penyakit tidaklah diperuntukkan bagi usaha-usaha pemberantasan yang efektif.

Oleh karena banyaknya interaksi-interaksi ekologis maka seringkali kita dapat mengubah penyebaran penyakit dengan mengubah aspek-aspek tertentu dari interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya tanpa intervensi langsung pada penyebab penyakit.

2. Penyakit Menular

Yang dimaksud penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya (hadirnya) agen atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah.

Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain ditentukan oleh 3 faktor tersebut diatas, yakni :
a. Agen (penyebab penyakit)
b. Host (induk semang)
c. Route of transmission (jalannya penularan)

Apabila diumpamakan berkembangnya suatu tanaman, dapat diumpamakan sebagai biji (agen), tanah (host) dan iklim (route of transmission).

2.1 Agen-Agen Infeksi (Penyebab Infeksi)

Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting didalam epidemiologi yang merupakan penyebab penyakit dapat dikelompokkan menjadi :
a. Golongan virus, misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya.
b. Golongan riketsia, misalnya typhus.
c. Golongan bakteri, misalnya disentri.
d. Golongan protozoa, misalnya malaria, filaria, schistosoma dan sebagainya.
e. Golongan jamur, yakni bermacam-macam panu, kurap dan sebagainya.
f. Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti ascaris (cacing
gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang dan sebagainya.

Agar supaya agen atau penyebab penyakit menular ini tetap hidup (survive) maka perlu persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a. Berkembang biak
b. Bergerak atau berpindah dari induk semang
c. Mencapai induk semang baru
d. Menginfeksi induk semang baru tersebut.

Kemampuan agen penyakit ini untuk tetap hidup pada lingkungan manusia adalah suatu faktor penting didalam epidemiologi infeksi. Setiap bibit penyakit (penyebab penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri sehingga ia dapat tetap hidup.

Dari sini timbul istilah reservoar yang diartikan sebagai berikut 1) habitat dimana bibit penyakit tersebut hidup dan berkembang 2) survival dimana bibit penyakit tersebut sangat tergantung pada habitat sehingga ia dapat tetap hidup. Reservoar tersebut dapat berupa manusia, binatang atau benda-benda mati.

Reservoar didalam Manusia

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar didalam tubuh manusia antara lain campak (measles), cacar air (small pox), typhus (typhoid), miningitis, gonoirhoea dan syphilis. Manusia sebagai reservoar dapat menjadi kasus yang aktif dan carrier.

Carrier

Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit didalam tubuhnya tanpa menunjukkan adanya gejala penyakit tetapi orang tersebut dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. Convalescant carriers adalah orang yang masih mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit.

Carriers adalah sangat penting dalam epidemiologi penyakit-penyakit polio, typhoid, meningococal meningitis dan amoebiasis. Hal ini disebabkan karena :
a. Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak daripada orang yang sakitnya
sendiri).
b. Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu bahwa mereka
menderita / kena penyakit.
c. Carriers tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat melakukan
pekerjaan sehari-hari.
d. Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang relatif lama.

Reservoar pada Binatang

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada binatang pada umumnya adalah penyakit zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada binatang vertebrata yang dapat menular pada manusia. Penularan penyakit-penyakit pada binatang ini melalui berbagai cara, yakni :
a. Orang makan daging binatang yang menderita penyakit, misalnya cacing pita.
b. Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes melalui pinjal tikus,
malaria, filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk.
c. Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang misalnya rabies.

Benda-Benda Mati sebagai Reservoar

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada benda-benda mati pada dasarnya adalah saprofit hidup dalam tanah. Pada umumnya bibit penyakit ini berkembang biak pada lingkungan yang cocok untuknya. Oleh karena itu bila terjadi perubahan temperatur atau kelembaban dari kondisi dimana ia dapat hidup maka ia berkembang biak dan siap infektif. Contoh clostridium tetani penyebab tetanus, C. botulinum penyebab keracunan makanan dan sebagainya.

2.2 Sumber Infeksi dan Penyebaran Penyakit

Yang dimaksud sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau binatang yang dapat melewatkan / menyebabkan penyakit pada orang. Sumber penyakit ini mencakup juga reservoar seperti telah dijelaskan sebelumnya.

Macam-Macam Penularan (Mode of Transmission)

Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agen / penyebab penyakit tersebut ditularkan dari orang ke orang lain atau dari reservoar kepada induk semang baru. Penularan ini melalui berbagai cara antara lain :

2.2.1 Kontak (Contact)

Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi di kota daripada di desa yang penduduknya masih jarang.

2.2.2 Inhalasi (Inhalation)

Yaitu penularan melalui udara / pernapasan. Oleh karena itu ventilasi rumah yang kurang, berjejalan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah faktor yang sangat penting didalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit yang ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne infection (penyakit yang ditularkan melalui udara).

2.2.3 Infeksi

Penularan melalui tangan, makanan dan minuman.

2.2.4 Penetrasi pada Kulit

Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus.

2.2.5 Infeksi Melalui Plasenta

Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada waktu mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.

2.3 Faktor Induk Semang (Host)

Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh faktor-faktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan perkataan lain penyakit-penyakit dapat terjadi pada seseorang tergantung / ditentukan oleh kekebalan / resistensi orang yang bersangkutan.

2.4 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Untuk pencegahan dan penanggulangan ini ada 3 pendekatan atau cara yang dapat dilakukan :

2.4.1 Eliminasi Reservoir (Sumber Penyakit)

Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan :
a. Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di tempat yang
khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.
b. Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya
bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain
untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita
kusta.

2.4.2 Memutus Mata Rantai Penularan

Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan usaha yang penting untuk memutus hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.
 
2.4.3 Melindungi Orang-Orang (Kelompok) yang Rentan

Bayi dan anak balita adalah merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan khusus (specific protection) dengan imunisasi baik imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat profilaksis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria, meningitis dan disentri baksilus.

Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu, meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha pencegahan penyakit infeksi pada anak.

Radikal Bebas Penyebab Penyakit Degeneratif

Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan. Elektron yang tidak berpasangan tersebut menyebabkan gerakan radikal bebas yang tidak terkendali dan saling bertabrakan sehingga timbul radikal bebas baru. Radikal bebas dewasa ini banyak mengakibatkan penyakit degeneratif seperti jantung, stroke, dan kanker. Untuk memusnahkannya diperlukan antioksidan.
Darimana Asal Radikal Bebas?

1.      Oksigen yang kita hirup. Oksigen dibutuhkan tubuh untuk membakar sumber energi (karbohidrat, protein, lemak) menjadi energi. Namun, 1-3% oksigen yang kita hirup berubah menjadi racun yang disebut Reactive Oxygen Species (ROS), yaitu salah satu pencetus timbulnya radikal bebas.
2.     Merokok. Asap rokok mengandung berpuluh-puluh radikal bebas yang dapat membahayakan kesehatan.
3.     Polusi udara. Polusi yang terserap pada saat kita bernafas banyak mengandung radikal bebas.
4.     Makanan yang banyak mengandung lemak.
5.     Radiasi sinar ultraviolet terutama saat matahari sedang terik-teriknya.
6.     Obat-obatan tertentu, misalnya pestisida, anestesi, dan cairan industri.
Bagaimana mengatasi radikal bebas?
Karena radikal bebas adalah prooksidan maka cara meredamnya adalah dengan antioksidan. Antioksidan dalam bentuk zat gizi antara lain vitamin C, E, dan Karoten. Sedangkan antioksidan non gizi berupa polyfenol, isoflavon, dsb. Buah-buahan dan sayur-sayuran sangat banyak mengandung zat gizi yang bersifat antioksidan. Dan antioksidan non gizi misalnya terdapat pada teh hijau, produk dari kedelai, coklat, dsb.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Olahraga Memicu Penyakit Degeneratif?

 

Seorang Dokter di Jakarta memberi pernyataan bahwa : Olahraga dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif, seperti Diabetes melitus, hypertensi, karena olah raga dapat menimbulkan ’stress oksidatif’ atau kerusakan jaringan terutama pada jaringan yang digerakkan saat olahraga. Selama berolahraga, konsumsi oksigen manusia dapat meningkat 10-15 kali. Dari jumlah oksigen yng terkonsumsi, 90-95 persen akan diubah menjadi air, sedangkan sisanya dapat berubah menjadi senyawa oksigen reaktif (SOR). Dari hasil penelitian diketahui, beberapa SOR yang terdapat di dalam tubuh adalah radikal bebas.

Dalam jumlah normal SOR bermanfaat bagi tubuh, misalnya untuk membunuh mikrobia patogen dan mengatur pertumbuhan sel. Namun, apabila berlebihan dan pertahanan antioksidan tubuh kurang memadai, maka akan menyebabkan stres oksidatif atau kerusakan jaringan-jaringan tubuh. Dampaknya memang tidak instan, tapi nanti 10-20 tahun lagi. Kita juga sering mendengar adanya olahragawan yang dihari tuanya justru terkena penyakit jantung. Atlet lari sprint, atau atlet angkat berat/angkat besi, beresiko menderita osteoarthrisis pada sendi penopang berat tubuh (pangkal paha, lutut, tumit), karena aktivitas pembebanan yang berlebih pada bagian tersebut.

Pernyataan itu bila tanpa penjelasan lebih lanjut dapat membuat orang malas olahraga, karena itu perlu kita cermati adanya kata ‘apabila (olahraga itu) berlebihan’. Nah, masalahnya adalah : seberapa ukuran satu sesie olahraga itu dianggap cukup, tidak berlebihan, yang di kemudian hari justru dapat menimbulkan berbagai penyakit.

Perlu kiranya kita bedakan dua jenis olahraga, yaitu yang pertama adalah olahraga yang dilakukan para atlet sebagai suatu kegiatan sport untuk mencapai prestasi maximal, agar dapat menjadi yang terbaik dalam suatu kompetisi atau perlombaan. Karena itu kegiatan rutin latihan para atlet adalah memacu kemampuan tubuh semaksimal mungkin, yang diperlukan untuk cabang olahraga yang diikuti. Yang kedua adalah olahraga yang dilakukan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, yang tentu dalam latihan sehari-hari tidak diperlukan latihan yang berlebihan, sehingga bukannya kebugaran yang diperoleh, tetapi justru ‘over trained’ yang berakibat kelelahan/kelesuan berkepanjangan.

Para atlet olahraga, akan melatih diri dengan olahraga rutin yang semaksimal mungkin, bahkan tidak jarang yang menambah konsumsi suplemen yang membahayakan tubuh dengan berbagai suplemen yang tergolong sebagai ‘doping’ untuk memaksimalkan kekuatan, pertumbuhan otot yang lebih besar dan lain sebagainya. Bagi atlet yang ‘jujur’ tidak pernah menggunakan suplemen doping-pun, kerusakan degeneratif organ tubuh tertentupun dapat dialami akibat latihan rutin yang berlebihan yang dijalaninya dalam jangka panjang. Misalnya kerusakan pada persendian utama / osteoartrisis pada pinggul, lutut dan tumit, rentan dialami oleh para atlet cabang olahraga sprint (lari cepat jarak pendek), angkat besi, olah raga permainan yang mengandalkan kecepatan dan kekuatan kaki, misalnya bulu tangkis. Gangguan pada Jantung, tidak sedikit dialami para mantan atlet, karena selama menjalani kariernya sebagai atlet, jantung selalu dipacu berdetak lebih cepat semaksimal mungkin, sehingga tidak terlalu aneh bilamana pada jangka panjang akan mengalami kelelahan (fatigue) pada jantung.

Masalahnya adalah seberapa batasan berlebihan dalam olahraga itu yang justru dapat memicu penyakit degeneratif ?

Olahraga sebagai suatu latihan (exercise) untuk kesehatan dan kebugaran itu tujuannya agar Kekuatan (strengthen), kelenturan (elasticity), dan daya tahan/stamina (endurance) tubuh tetap terjaga baik, walaupun usia terus bertambah.

Untuk memperoleh itu, olahraga harus dilakukan dengan Frekwensi yang teratur, Intensitasnya terukur, tidak berlebihan, dan tiap sesie dilakukan dalam durasi / tempo tertentu. (F.I.T.). Frekwensi teratur, yaitu dalam satu minggu olahraga rutin 3-5 kali, karena harus ada tenggang waktu untuk istirahat. Intensitas tiap sesie olahraga diukur dengan memantau detak nadi di pergelangan tangan kiri setiap akhir latihan, yaitu mencapai 70-80% dari detak nadi maksimal/menit. Detak nadi maksimal adalah 220 - usia. Tempo atau durasi tiap latihan adalah antara ½ - 1 jam.

Itulah batasan latihan olahraga agar memperoleh kebugaran tubuh, dan bahkan dapat mencegah serta melengkapi pengobatan berbagai penyakit degeneratif. Banyak penyakit yang penyembuhan atau pengendaliannya bukan hanya dengan minum obat saja, tetapi harus dengan latihan olah raga yang sesuai dengan kondisi individual masing-masing. Penyakit Diabetes mellitus/gula darah tinggi, Jantung koroner, hyper kolesterol, penguatan tulang yang mulai keropos / osteoporosis, adalah beberapa penyakit yang harus menyertakan olahraga sebagai upaya pengendaliannya. Dengan melatih jantung untuk berdetak hingga 70 %, maka otot jantung terlatih menjadi lebih kuat, karena pada kondisi normal jantung hanya berdetak kurang lebih 50% dari kemampuan maksimal. Latihan olahraga juga mempercepat pembakaran kalori yang berlebih sehingga tidak menumpuk menjadi lemak, disamping olahraga lebih meningkatkan sensitifitas insulin yang membantu proses penyerapan energy, dan ini sangat diperlukan oleh penderita diabetes melitus. Tulang yang berkurang kepadatannya sehingga rapuh dan mudah patah, bukan hanya perlu meningkatkan asupan kalsium, tetapi juga perlu proses pemadatan, dan ini hanya dapat dilakukan dengan latihan pembebanan, antara lain berjalan kaki. Olahraga juga meningkatkan pengeluaran hormon endorphin, yang memicu rasa senang, gembira, dengan demikian mudah mengatasi stress, yang bila berlebihan akan mempengaruhi kinerja jantung, tekanan darah.

Frekwensi olahraga juga harus cukup, yaitu : 3-5 kali seminggu. Olahraga yang seperti sering kita lihat di hari Minggu, banyak rombongan berseliweran orang bersepeda dengan perlengkapan pakaian dan sepeda yang indah dan mahal. Kegiatan itu bagus juga, tetapi kalau hanya dilakukan seminggu sekali, nilainya lebih sebagai rekreasi daripada sebagai suatu latihan untuk membuat tubuh terjaga dan meningkatkan SEE (Strengthen, Elasticity dan Endurance).

Jadi olah raga yang dilakukan dengan cukup dan terukur untuk kondisi individual masing-masing, sangat berguna untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Tetapi bilamana Anda berolahraga untuk mengejar prestasi maksimal, dengan latihan yang berlebihan, padahal kondisi tubuh tidak mendukung, memang Anda harus siap menghadapi resiko berbagai penyakit, paling tidak dalam jangka panjang nantinya.

Penyakit Degeneratif yang Berkaitan dengan Gizi


Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit degenaratif di antaranya stroke, hipertensi, vertigo, jantung, kanker, asam urat, diabetes, osteoporosis, dan sebagainya. Penyakit ini  ibaratnya bola salju, semakin lama semakin membesar jika tidak terdeteksi sejak dini.
Gizi merupakan kebutuhan agar tubuh menjadi sehat dan bebas dari penyakit. Kurang gizi jelas akan menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit. Namun yang jarang diketahui orang, kebanyakan gizi juga mengundang datangnya penyakit. Kehidupan modern sekarang ini diwarnai dengan munculnya banyak penyakit akibat over gizi tersebut. Inilah penyakit degeneratif yang perlu anda waspadai.

Obesitas




Obesitas merupakan kelebihan berat badan yang kebanyakan disebabkan oleh asupan energi dalam hal ini adalah makanan tidak sebanding atau lebih kecil dari energi yang keluar dalam hal ini adalah aktivitas.
Energi Masuk > Energi Keluar = BB Bertambah 
Kelebihan berat badan dapat mendekatkan kita pada resiko penyakit degeneratif lebih tinggi seperti :
  • Penyakit Jantung
  • Diabetes Mellitus
  • Hipertensi
  • Stroke
  • Hipercholesterol
  • Dan penyakit degeneratif lainnya.
Dampak yang lebih besar pada orang yang mengalami obesitas selain penyakit degeneratif adalah tingkat produktivitas yang menurun. Masalah ini bisa saja pada awalnya merupakan masalah individu akan tetapi bila orang yang mengalami obesitas tersebut bertambah banyak maka akan menjadi masalah yang umum.
Melihat dampak obesitas seperti diatas dan proporsi penyakit degeneratif yang berhubungan dengan obesitas, pada ahli medis berpendapat bahwa penyebab dari penyakit degeneratif adalah timbulnya sindroma metabolik, dimana sindrom metabolik disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor tetap dan tidak tetap. Akan tetapi faktor yang tidak tetap tersebut prosentasenya cukup besar dan kompleks. Maksud kompleks disini ada lima faktor tidak tetap yang tiga faktor sangat berkaitan erat dan tidak terpisahkan yaitu kegemukan, pola makan yang salah dan kurang gerak atau olah raga, sedangkan dua faktor lagi yaitu stress dan alkohol, obat dan rokok hanya sebagai penunjang dari ketiga faktor diatas.
Hipertensi


Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang banyak melanda masyarakat, terutama di perkotaan. Penyakit ini berhubungan dengan umur dan faktor genetik. Meskipun demikian, penyakit ini juga dipengaruhi dengan pola hidup modern yang sangat dinamis. Diantaranya konsumsi garam yang melebihi takaran, ataupun karena faktor kegemukan atau obesitas.

Diabetes


Diabetes Melitus merupakan penyakit akibat kadar gula yang berlebihan dalam darah. Meskipun penyakit ini ada pengaruh faktor genetis, namun sejumlah faktor lain juga ikut mempengaruhi. Diantaranya faktor obesitas serta konsumsi lemak yang berlebihan. Pola makan yang banyak makan makanan daging atau produk olahan dari bahan hewani lainnya, umumnya banyak terkena penyakit ini. Namun terdapat perbedaan penyebab terjadinya penyakit ini pada anak dan orang dewasa. Kalau anak-anak terutama disebabkan kegagalan pankreas sehingga membutuhkan asupan insulin dari luar, sedangkan pada orang dewasa umumnya sedikitnya insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas.

Jantung


Penyakit jantung saat ini menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian. Penyakit ini disebabkan oleh sejumlah faktor diantaranya pola hidup yang tidak sehat. Sejumlah faktor pendorong terjadinya penyakit jantung diantaranya tingginya kadar kolesterol dalam darah, kebiasaan merokok, serta hipertensi. Menurut para ahli, laki-laki hipertensi mempunyai resiko menderita penyakit jantung 2,6 kali lebih besar, sedangkan wanita hipertensi beresiko 6 kali lipat atau 3 kali lebih besar dibandingkan laki-laki hipertensi terkena penyakit jantung.

Kanker

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit kanker. Apalagi penyakit ini sulit dikenali gejala awalnya dan prosesnya berlangsung cukup lama hingga terdeteksi secara medis. Sejumlah jenis penyakit kanker disebabkan oleh perilaku dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker mulut dan kanker kerongkongan berkaitan erat dengan minuman alkohol dan kebiasaan merokok. Kanker perut banyak disebabkan oleh zat natrium nitrit. Para ahli juga menduga bahwa makanan yang diasap juga dapat menyebabkan penyakit kanker. Begitu juga dengan aflatoksin, racun yang dihasilkan jamur yang tumbuh pada kacang-kacangan, juga dapat menyababkan kanker hati. Sejumlah bahan tambahan makanan yang digunakan pada produk makanan dan minuman kemasan juga diduga berperan dalam proses terjadinya kanker dalam tubuh.
Mempraktekan pola hidup sehat dengan meningkatkan aktivitas fisik masyarakat melalui peningkatan promosi, peningkatan penyediaan sarana dan prasarana olahraga dan ruang terbuka dalam rangka menumbuhkan dan menciptakan kesadaran seluruh lapisan masyarakat. Meningkatkan promosi untuk konsumsi sayur dan buah melalui pola makan gizi seimbang adalah upaya yang bisa dilakukan dalam rangka mencegah penyakit degeneratif.