Sabtu, 29 Oktober 2011

Olahraga Memicu Penyakit Degeneratif?

 

Seorang Dokter di Jakarta memberi pernyataan bahwa : Olahraga dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif, seperti Diabetes melitus, hypertensi, karena olah raga dapat menimbulkan ’stress oksidatif’ atau kerusakan jaringan terutama pada jaringan yang digerakkan saat olahraga. Selama berolahraga, konsumsi oksigen manusia dapat meningkat 10-15 kali. Dari jumlah oksigen yng terkonsumsi, 90-95 persen akan diubah menjadi air, sedangkan sisanya dapat berubah menjadi senyawa oksigen reaktif (SOR). Dari hasil penelitian diketahui, beberapa SOR yang terdapat di dalam tubuh adalah radikal bebas.

Dalam jumlah normal SOR bermanfaat bagi tubuh, misalnya untuk membunuh mikrobia patogen dan mengatur pertumbuhan sel. Namun, apabila berlebihan dan pertahanan antioksidan tubuh kurang memadai, maka akan menyebabkan stres oksidatif atau kerusakan jaringan-jaringan tubuh. Dampaknya memang tidak instan, tapi nanti 10-20 tahun lagi. Kita juga sering mendengar adanya olahragawan yang dihari tuanya justru terkena penyakit jantung. Atlet lari sprint, atau atlet angkat berat/angkat besi, beresiko menderita osteoarthrisis pada sendi penopang berat tubuh (pangkal paha, lutut, tumit), karena aktivitas pembebanan yang berlebih pada bagian tersebut.

Pernyataan itu bila tanpa penjelasan lebih lanjut dapat membuat orang malas olahraga, karena itu perlu kita cermati adanya kata ‘apabila (olahraga itu) berlebihan’. Nah, masalahnya adalah : seberapa ukuran satu sesie olahraga itu dianggap cukup, tidak berlebihan, yang di kemudian hari justru dapat menimbulkan berbagai penyakit.

Perlu kiranya kita bedakan dua jenis olahraga, yaitu yang pertama adalah olahraga yang dilakukan para atlet sebagai suatu kegiatan sport untuk mencapai prestasi maximal, agar dapat menjadi yang terbaik dalam suatu kompetisi atau perlombaan. Karena itu kegiatan rutin latihan para atlet adalah memacu kemampuan tubuh semaksimal mungkin, yang diperlukan untuk cabang olahraga yang diikuti. Yang kedua adalah olahraga yang dilakukan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, yang tentu dalam latihan sehari-hari tidak diperlukan latihan yang berlebihan, sehingga bukannya kebugaran yang diperoleh, tetapi justru ‘over trained’ yang berakibat kelelahan/kelesuan berkepanjangan.

Para atlet olahraga, akan melatih diri dengan olahraga rutin yang semaksimal mungkin, bahkan tidak jarang yang menambah konsumsi suplemen yang membahayakan tubuh dengan berbagai suplemen yang tergolong sebagai ‘doping’ untuk memaksimalkan kekuatan, pertumbuhan otot yang lebih besar dan lain sebagainya. Bagi atlet yang ‘jujur’ tidak pernah menggunakan suplemen doping-pun, kerusakan degeneratif organ tubuh tertentupun dapat dialami akibat latihan rutin yang berlebihan yang dijalaninya dalam jangka panjang. Misalnya kerusakan pada persendian utama / osteoartrisis pada pinggul, lutut dan tumit, rentan dialami oleh para atlet cabang olahraga sprint (lari cepat jarak pendek), angkat besi, olah raga permainan yang mengandalkan kecepatan dan kekuatan kaki, misalnya bulu tangkis. Gangguan pada Jantung, tidak sedikit dialami para mantan atlet, karena selama menjalani kariernya sebagai atlet, jantung selalu dipacu berdetak lebih cepat semaksimal mungkin, sehingga tidak terlalu aneh bilamana pada jangka panjang akan mengalami kelelahan (fatigue) pada jantung.

Masalahnya adalah seberapa batasan berlebihan dalam olahraga itu yang justru dapat memicu penyakit degeneratif ?

Olahraga sebagai suatu latihan (exercise) untuk kesehatan dan kebugaran itu tujuannya agar Kekuatan (strengthen), kelenturan (elasticity), dan daya tahan/stamina (endurance) tubuh tetap terjaga baik, walaupun usia terus bertambah.

Untuk memperoleh itu, olahraga harus dilakukan dengan Frekwensi yang teratur, Intensitasnya terukur, tidak berlebihan, dan tiap sesie dilakukan dalam durasi / tempo tertentu. (F.I.T.). Frekwensi teratur, yaitu dalam satu minggu olahraga rutin 3-5 kali, karena harus ada tenggang waktu untuk istirahat. Intensitas tiap sesie olahraga diukur dengan memantau detak nadi di pergelangan tangan kiri setiap akhir latihan, yaitu mencapai 70-80% dari detak nadi maksimal/menit. Detak nadi maksimal adalah 220 - usia. Tempo atau durasi tiap latihan adalah antara ½ - 1 jam.

Itulah batasan latihan olahraga agar memperoleh kebugaran tubuh, dan bahkan dapat mencegah serta melengkapi pengobatan berbagai penyakit degeneratif. Banyak penyakit yang penyembuhan atau pengendaliannya bukan hanya dengan minum obat saja, tetapi harus dengan latihan olah raga yang sesuai dengan kondisi individual masing-masing. Penyakit Diabetes mellitus/gula darah tinggi, Jantung koroner, hyper kolesterol, penguatan tulang yang mulai keropos / osteoporosis, adalah beberapa penyakit yang harus menyertakan olahraga sebagai upaya pengendaliannya. Dengan melatih jantung untuk berdetak hingga 70 %, maka otot jantung terlatih menjadi lebih kuat, karena pada kondisi normal jantung hanya berdetak kurang lebih 50% dari kemampuan maksimal. Latihan olahraga juga mempercepat pembakaran kalori yang berlebih sehingga tidak menumpuk menjadi lemak, disamping olahraga lebih meningkatkan sensitifitas insulin yang membantu proses penyerapan energy, dan ini sangat diperlukan oleh penderita diabetes melitus. Tulang yang berkurang kepadatannya sehingga rapuh dan mudah patah, bukan hanya perlu meningkatkan asupan kalsium, tetapi juga perlu proses pemadatan, dan ini hanya dapat dilakukan dengan latihan pembebanan, antara lain berjalan kaki. Olahraga juga meningkatkan pengeluaran hormon endorphin, yang memicu rasa senang, gembira, dengan demikian mudah mengatasi stress, yang bila berlebihan akan mempengaruhi kinerja jantung, tekanan darah.

Frekwensi olahraga juga harus cukup, yaitu : 3-5 kali seminggu. Olahraga yang seperti sering kita lihat di hari Minggu, banyak rombongan berseliweran orang bersepeda dengan perlengkapan pakaian dan sepeda yang indah dan mahal. Kegiatan itu bagus juga, tetapi kalau hanya dilakukan seminggu sekali, nilainya lebih sebagai rekreasi daripada sebagai suatu latihan untuk membuat tubuh terjaga dan meningkatkan SEE (Strengthen, Elasticity dan Endurance).

Jadi olah raga yang dilakukan dengan cukup dan terukur untuk kondisi individual masing-masing, sangat berguna untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Tetapi bilamana Anda berolahraga untuk mengejar prestasi maksimal, dengan latihan yang berlebihan, padahal kondisi tubuh tidak mendukung, memang Anda harus siap menghadapi resiko berbagai penyakit, paling tidak dalam jangka panjang nantinya.

Penyakit Degeneratif yang Berkaitan dengan Gizi


Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit degenaratif di antaranya stroke, hipertensi, vertigo, jantung, kanker, asam urat, diabetes, osteoporosis, dan sebagainya. Penyakit ini  ibaratnya bola salju, semakin lama semakin membesar jika tidak terdeteksi sejak dini.
Gizi merupakan kebutuhan agar tubuh menjadi sehat dan bebas dari penyakit. Kurang gizi jelas akan menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit. Namun yang jarang diketahui orang, kebanyakan gizi juga mengundang datangnya penyakit. Kehidupan modern sekarang ini diwarnai dengan munculnya banyak penyakit akibat over gizi tersebut. Inilah penyakit degeneratif yang perlu anda waspadai.

Obesitas




Obesitas merupakan kelebihan berat badan yang kebanyakan disebabkan oleh asupan energi dalam hal ini adalah makanan tidak sebanding atau lebih kecil dari energi yang keluar dalam hal ini adalah aktivitas.
Energi Masuk > Energi Keluar = BB Bertambah 
Kelebihan berat badan dapat mendekatkan kita pada resiko penyakit degeneratif lebih tinggi seperti :
  • Penyakit Jantung
  • Diabetes Mellitus
  • Hipertensi
  • Stroke
  • Hipercholesterol
  • Dan penyakit degeneratif lainnya.
Dampak yang lebih besar pada orang yang mengalami obesitas selain penyakit degeneratif adalah tingkat produktivitas yang menurun. Masalah ini bisa saja pada awalnya merupakan masalah individu akan tetapi bila orang yang mengalami obesitas tersebut bertambah banyak maka akan menjadi masalah yang umum.
Melihat dampak obesitas seperti diatas dan proporsi penyakit degeneratif yang berhubungan dengan obesitas, pada ahli medis berpendapat bahwa penyebab dari penyakit degeneratif adalah timbulnya sindroma metabolik, dimana sindrom metabolik disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor tetap dan tidak tetap. Akan tetapi faktor yang tidak tetap tersebut prosentasenya cukup besar dan kompleks. Maksud kompleks disini ada lima faktor tidak tetap yang tiga faktor sangat berkaitan erat dan tidak terpisahkan yaitu kegemukan, pola makan yang salah dan kurang gerak atau olah raga, sedangkan dua faktor lagi yaitu stress dan alkohol, obat dan rokok hanya sebagai penunjang dari ketiga faktor diatas.
Hipertensi


Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang banyak melanda masyarakat, terutama di perkotaan. Penyakit ini berhubungan dengan umur dan faktor genetik. Meskipun demikian, penyakit ini juga dipengaruhi dengan pola hidup modern yang sangat dinamis. Diantaranya konsumsi garam yang melebihi takaran, ataupun karena faktor kegemukan atau obesitas.

Diabetes


Diabetes Melitus merupakan penyakit akibat kadar gula yang berlebihan dalam darah. Meskipun penyakit ini ada pengaruh faktor genetis, namun sejumlah faktor lain juga ikut mempengaruhi. Diantaranya faktor obesitas serta konsumsi lemak yang berlebihan. Pola makan yang banyak makan makanan daging atau produk olahan dari bahan hewani lainnya, umumnya banyak terkena penyakit ini. Namun terdapat perbedaan penyebab terjadinya penyakit ini pada anak dan orang dewasa. Kalau anak-anak terutama disebabkan kegagalan pankreas sehingga membutuhkan asupan insulin dari luar, sedangkan pada orang dewasa umumnya sedikitnya insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas.

Jantung


Penyakit jantung saat ini menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian. Penyakit ini disebabkan oleh sejumlah faktor diantaranya pola hidup yang tidak sehat. Sejumlah faktor pendorong terjadinya penyakit jantung diantaranya tingginya kadar kolesterol dalam darah, kebiasaan merokok, serta hipertensi. Menurut para ahli, laki-laki hipertensi mempunyai resiko menderita penyakit jantung 2,6 kali lebih besar, sedangkan wanita hipertensi beresiko 6 kali lipat atau 3 kali lebih besar dibandingkan laki-laki hipertensi terkena penyakit jantung.

Kanker

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit kanker. Apalagi penyakit ini sulit dikenali gejala awalnya dan prosesnya berlangsung cukup lama hingga terdeteksi secara medis. Sejumlah jenis penyakit kanker disebabkan oleh perilaku dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker mulut dan kanker kerongkongan berkaitan erat dengan minuman alkohol dan kebiasaan merokok. Kanker perut banyak disebabkan oleh zat natrium nitrit. Para ahli juga menduga bahwa makanan yang diasap juga dapat menyebabkan penyakit kanker. Begitu juga dengan aflatoksin, racun yang dihasilkan jamur yang tumbuh pada kacang-kacangan, juga dapat menyababkan kanker hati. Sejumlah bahan tambahan makanan yang digunakan pada produk makanan dan minuman kemasan juga diduga berperan dalam proses terjadinya kanker dalam tubuh.
Mempraktekan pola hidup sehat dengan meningkatkan aktivitas fisik masyarakat melalui peningkatan promosi, peningkatan penyediaan sarana dan prasarana olahraga dan ruang terbuka dalam rangka menumbuhkan dan menciptakan kesadaran seluruh lapisan masyarakat. Meningkatkan promosi untuk konsumsi sayur dan buah melalui pola makan gizi seimbang adalah upaya yang bisa dilakukan dalam rangka mencegah penyakit degeneratif.